Selasa, 25 Maret 2008

BELAJAR BIKIN CERPEN

JAGOANKU

Cuaca pagi ini sangat bersahabat, sejuk, kicauan burung yang merdu, matahari yang tak menyengat, tapi itu sangat berbeda dengan suasana hatiku saat ini, Ya Allah sanggup kah aku menghadapi semua ini………………….

Ma …. Mama…………. Haus ma..., (aldy anakku merengek). Sebentar sayang, ini minumnya ! Masih sakit ? ujarku. Masih, kepalaku yang sakit ma!. Ya udah istirahat aja, jangan mikir yang macam-macam., mama ambilkan makan dulu ya, baru minum obat ? Ku suapi anakku dengan kasih sayang. Ya Allah sembuhkanlah dia .....

Aldy tertidur.......

Aldy itulah anak kedua dari empat anakku, sungguh aku sangat menyayanginya, bahkan banyak orang menilai aku terlalu menyayanginya diantara anakku yang lain. Tapi aldy yang sekarang sudah berumur 22 tahun harus berjuang melawan keinginannya kepada narkoba. Ya.. anakku sudah kecanduan, tapi alhamdulillah dia mau untuk sembuh. Ya Allah kuatkanlah dia.... berikan rahmatMu Ya Allah .........

Aku jadi teringat, ketika Aldy masih SMP dia merengek minta belikan motor baru. Ma .. mama... kapan aldy dibelikan motor baru, capek sekolah jalan kaki terus, pengen juga kan kayak teman-teman, gaya gitu lo ma terus aldy kan udah masuk tiga besar, mana hadiahnya !. Ya, tapi mama nggak tau kapan, coba nanti kalau abah pulang kamu tanya, ya ..?

Ya, abah akan belikan, tapi kamu harus janji, belajar yang rajin, mau disuruh sama abah mama, mau ngantar adek mu ke sekolah dan kalau dia les. Janji, ujar sumiku. Beres bos... semua tugas akan aldy kerjakan, besok kita ke dealernya ya....?.

Alhamdulillah waktu itu ekonomi keluargaku lumayan, jadilah aldy dengan motor barunya, dan itulah awal dia mulai sulit untuk di atur, jadi sempat nyesel membelikan dia motor, apalagi setelah ada yang bilang , kalu aldy udah ikut trek-trek kan alias balapan motor di jalan raya..... bahkan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri.

Sejak saat itu aldi mulai tak terkendali, dia lulus SMP dengan nilai yang pas-pasan. Dan waktu SMA dia sering berkelahi, tawuran, sampai ganti-ganti 3 SMA dan akhirnya dia bisa lulus. Nah, ketika dia lulus SMA itulah keadaan ekonomi keluargaku mulai pontang-panting, anakku yang pertama kuliah jurusan komputer di Surabaya, dan yang ketiga sekolah kejuruan di luar propinsi tempat tinggalku, karena melihat keadaan aldy yang malas-malasan sekolahnya, kuputuskan untuk tidak menguliahkkannya, sejak saat itu aldy Cuma kursus sablon, dan bantu-bantu jaga toko orang di pasar, ya lumayan lah buat makan dia hari-hari.

Namun semuanya tidak berjalan semulus itu, waktu itu aldy mengenal cewek, dan nampaknya mereka pacaran, aku mulai takut anakku terjebak gaul bebas, apalagi keluarga dari cewek itu terkenal dengan watak buruknya. Aldy, kamu cuma berteman aja khan dengan si ana ? mama , khawatir dy ? ujarku. Iya aldy Cuma temenan, tapi jujur aldy suka sama ana, ma, ujar aldy polos. Tapi, nak, mama nggak setuju kalau aldy sama ana, lagian aldy kan masih muda, hati-hati, jangan berduaan, nanti di goda syaitan, mama takut kejadian macam-macam. Tenang ma, aldy nggak macam-macam kok, sahut aldy sambil melenggang pergi.

Tiba-tiba, aldy pulang kerja dengan wajah yang murung, aldy, kenapa ? sakit ya? Tanyaku. Iya ma, aldy sakit hati!!!, si Ana ma… dia mau menikah, katanya calon suaminya orang kaya, jadi dia ninggalin aldy, jahat kan ma !!! aldy menumpahkan semua permasalahannya denganku. Sudahlah sayang, mungkin ana bukan jodoh yang tepat untuk aldy, yakinlah Allah pasti akan memberikan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik juga, jadi aldy harus jadi hamba Allah yang baik dulu ya. Sekarang aldy mandi, sholat, minta ampun dan berdoa kepada Allah, Ya….. Aldy pun menurut, sambil berlalu ke kamarnya.

Malang, tak dapat kucegah, rupanya aldy tidak hanya curhat kepadaku, tapi juga sama teman-temannya, yang memanfaatkan kondisi aldy yang lagi patah hati dengan memberinya obat-obatan yang bisa menghilangkan beban kesedihannya. Sejak saat itulah anakku yang sangat kucinta terjerumus dalam candu narkoba. Mulanya aku nggak tahu, tapi dengan polah tingkahnya yang aneh, aku mulai curiga......

Aldy...dia jadi sering pulang malam, sambil sholat malam ku tunggu dia, saat itu lah aku menemukan di dalam sakunya ada obat-obatan, setelah kucek, kebetulan ada tetangga yang kerja di apotek, ternyata itu barang haram. Ya Allah, ... aku hanya menangis saat itu, bingung harus bertindak apa.

Aldy, malam ini kamu di rumah saja, jangan kemana-mana, tolong aldy denger abah.... kamu harus buang jauh-jauh kebiasaanmu dengan obat-obatan itu, jangan sampai kamu kecanduan, kita semua sayang aldy, suamiku mencoba menasehati. Udah lah bah, Aldy udah besar, biarkan aldy ngatur hidup aldy sendiri !!! sambil berlalu ke kamarnya dan membanting pintu brakkkkk!!!!!!!!!

Hari-hari yang kami alami semakin suram, ketergantungan aldy kepada obat-obatan semakin menjadi-jadi, dia sampai rela menjual barang-barang yang dia punya, sepatu, baju, jam tangan, bahkan dia mulai berani mencuri uang kami..... Ya Allah aku tidak pernah mengajarkannya demikian, rupanya pengaruh obat-obatan itu sungguh sangat dahsyat, sampai aldy berani berbuat demikian. Apa yang harus kulakukan YA Rabbi .......

Aldy terbangun dari tidurnya, dan membuyarkan lamunanku

Ma, Aldy capek begini terus ma...., Aldy pengen sembuh, tolong ma....aldy nggak kuat lagi, erang aldi. Ya nak, aldy bisa sembuh kok, aldy mau kan ke tempat rehabilitasi narkoba, biar aldy diobati disana, ya.... sayang, ujarku.

Tidak tega melihat keadaan aldy semakin buruk, kami putuskan untuk mengobati aldy, dan alhamdulillah ada kabar bahwa tanah warisan dari abahku udah ada yang nawar, tanpa pikir panjang ku jual tanah itu sebagian uangnya kubelikan tanah lagi dan yang terpenting kami harus membawa lady ke rehabilitasi. Dan syukurnya aldy bersedia untuk diobati dan kayaknya dia juga ingin sembuh.

Besoknya, sambil berpamitan dengan sanak saudara, aldy berpesan, doakan aldy ya... biar sembuh, dan pulang nanti aldy bisa jadi Imam sholat atau jadi ustadz..... ya.... keluarga semua terharu dan menangis mendengar kata polos dari aldy, aku Cuma berkata dalam hati, Amin ya Allah, kabulkanlah.....

Aku selalu mendampingi aldy, sampai tiba di tempat rehabilitasi orang tua dan keluarga sudah tidak di izinkan untuk menemani lagi, kutinggalkan aldyku seorang diri disana dengan teman-temannya yang punya nasib sama sepertinya.... Ya Allah sembuhkanlah anakku......

1 tahun kemudian

Aku mendapat telpon dari tempat rehabilitasi aldy, Alhamdulillah aldy udah boleh pulang, kami sekeluarga sangat bahagia. Hallo kak Aldy, wah tambah cakep aja.....,goda anakku yang bungsu. Aldy nampak berubah, dia agak pendiam, tapi dia banyak cerita tentang apa saja yang terjadi selama ia di rehabilitasi, seru juga ceritanya, dari dimandikan sama ustadznya sampai kejadian-kejadian lucu selama di sana, sungguh kami sudah melupakan aldy yang dulu.

Aldy mulai menata hidupnya kembali, dia mulai menggeluti dunia sablon, dengan teman-teman sesama kursus dulu, ya .... yang penting untuk sementara dia ada kegiatan. Sambil nyablon, aldy juga kuberi modal untuk jual koran dan majalah di depan rumah, lumayan juga hasilnya.

Hingga pada hari itu.....

Assalamulaikum...

Wa’alaikumsalam...., cari siapa ya ? ujarku. Aldynya ada tante ? tanya laki-laki kurus sebaya aldy. Oh, Ada, sebentar ya? Aldy,aldy.... ada yang nyari nih! Teriakku. Sebentar ma, aldy bergegas keluar kamar. Hei....Doni, pa kabar? Wah di mana lo sekarang? Tanya aldy. Baik dy, aku ikut kakakku kerja disini, ya jual buah kecil-kecilan, jawab doni. Mereka berdua larut dalam obrolannya. Hampi se-jam doni pamit pulang. Permisi dulu tante, nanti saya main lagi, Assalamu’alaikum, doni pamit. Wa’alaikumsalam…….

Sejak saat itu mereka , sering keluar bareng, kadang sampai malam, rupanya doni adalah teman aldy waktu di rehabilitasi, aku mulai khawatir, takut aldy kenapa,napa!. Dan yang kutakutkan terjadi, doni mempengaruhi aldy untuk kembali ke dunia narkoba, bahkan untuk yang kedua ini, keadaannya tambah parah.

Aldy berani mencuri uangku dalam jumlah besar, bahkan dia menjual motor kami satu-satunya, untuk suamiku bekerja. Malang sekali nasibku……., sudah habis harta kami untuk memenuhi semua kebutuhan aldy, Aku pun menangis..... dan berteriak histeris..........

Ma, mama….. istighfar ma…., ingat ada Allah yang akan menolong, anakku yang ketiga memelukku, aku terdiam….. Mama tenang dulu ya….., minum dulu ma, ujar dila, adeknya aldy. Aku rebah dipangkuan dila, anak perempuanku., dia belay rambutku dengan lembut, dila berkata, ma…mama adalah ibu yang terbaik, sabar, dan penyayang, mama sudah mengajarkan kami segalanya, dari ngaji, sholat, baca, tulis, berhitung dan semuanya…., jadi mama jangan menghakimi diri sendiri.

Ma… , didikan mama dan abah sudah sangat baik. Tapi ma, diluar sana begitu jahat, aldy bisa seperti itu karena lingkungan dan teman-temannya yang mempengaruhi. Terus, kalau kita lihat di TV banyak sekali pengedar narkoba yang tertangkap, masih bisa keluar dengan mudah, dengan tebusan sekian juta rupiah. Akhirnya, mudah untuk orang mendapatkan narkoba, dan meracuni anak-anak yang baik.

Menurut Dila ma, kita tidak hanya berjuang memperbaiki keluarga, tapi kita juga harus berjuang memperbaiki lingkungan, masyarakat, dan juga sistem yang ada sekarang. Ya, kan ma? Dila menjelaskan panjang lebar kepadaku,.

Iya ya, benar juga yang dila katakan, pikirku sambil bangkit dari pangkuan dila, Dila sayang, bantu mama ya untuk nyembuhin aldy, ujarku. Ok ma, ujarnya renyah.

Aldy mulai sadar....

Dila, pinjam duit dong? Kata aldy, kak aldy sayang, mau nggak denger dila curhat, dengan manja dila duduk disamping aldy, tanpa menghiraukan ucapan aldy. Mau curhat apa, ngomong aja...., aldy cuek. Kak.. dila sayang banget sama mama, dila takut banget kalau mama ninggalin kita duluan, kalau mama nggak ada, gimana kita ya kak ? tanya dila, kenapa kamu mikir gitu? Sidik aldy. Habis mama kan udah tua, sering mikirin kita, terutama mikiran kak aldy, kakak mau kan ngebahagiain mama? Tanya dila lagi.

Aldy terdiam, dan menangis...., dila, kakak jahat ya sama mama, dila ... kak aldy ssbenarnya ingin lepas dari candu narkoba ini, tapi......, aldy lunglai.

Ka...., kakak pasti bisa, dila dan semua keluarga, pasti mau bantu kok, ya.....yakin dila.

Sejak saat itu, aldy mulai berubah, sholat lima waktu tidak pernah ditinggalkannya, membaca Alquran, berzikir, rupanya itulah cara aldy untuk mengalihkan pikirannya kepada narkoba. Hampir 3 bulan aldy tidak pernah mengkonsumsi narkoba lagi.

Ya Allah tolonglah anakku agar ia bisa lepas dari jerat candu narkoba. Hanya kepada Engkau hambaMu berserah.

1 komentar:

Alip Winarto Harsono mengatakan...

Cerpennya bagus, .... Apalagi tokohnya sama dengan nama anakku, ...